Showing posts with label pilihan. Show all posts
Showing posts with label pilihan. Show all posts

'Rumput Hijau' Itu Kini Beralih ke Prancis

Bola Mania - Ada yang berbeda di bursa transfer musim panas menjelang musim kompetisi 2013/2014. Hingar-bingar megatransaksi pembelian pemain yang biasa riuh-rendah dari Inggris, Spanyol, dan Italia belum lagi terdengar. Kehebohan justru datang dari Prancis, negeri yang selama ini lebih dikenal sebagai "pengekspor" pemain.

Adalah Paris Saint Germain (PSG) yang menciptakan kehebohan itu. Rabu (17/7) lalu mereka memecahkan rekor transfer pemain di Ligue 1 setelah mendatangkan Edinson Cavani dengan nilai 64 juta euro dari Napoli. Striker asal Uruguay itu bakal membela PSG untuk lima tahun ke depan. Sebelumnya, rekor itu jadi milik Radamel Falcao saat AS Monaco memboyongnya dari Atletico Madrid dengan nilai mendekati €60 juta.

Secara keseluruhan, nilai transfer Cavani memang hanya berada di urutan keempat rekor dunia. Status pemain termahal masih dipegang bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, sebesar €94 juta. Diikuti Zinedine Zidane (€75 juta) di urutan kedua dan kemudian Kaka (€67 juta).

Namun, bukan soal peringkatnya itu yang menarik perhatian publik. Pembelian Cavani tak hanya menjadikan skuat PSG semakin luar biasa. Maklum, sebelum ini pun mereka sudah punya bintang-bintang sekelas Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, dan Javier Pastore yang membawa PSG ke perempat final Liga Champions musim 2012/2013.

Lebih dari itu, pembelian Cavani menunjukkan ambisi besar sekaligus kesungguhan PSG menjadikan dirinya salah satu klub paling elite di Eropa. Mereka tak puas hanya menjadi penguasa Ligue 1. Mereka juga ingin menguasai Eropa, bersaing dengan para jagoan lama semacam Bayern Muenchen, Barcelona, Madrid, Manchester United (MU), Chelsea, atau Juventus.

Seperti mengikuti hukum alam, gebrakan PSG yang dimodali Qatar Investment Authority itu segera mengundang reaksi para rivalnya. Klub promosi AS Monaco, dengan pasokan dana berlimpah dari miliuner Dmitry Rybolovlev, membuat gebrakan serupa. Begitu kembali ke Ligue 1, mereka langsung memborong sederet pemain bintang, dari Joao Moutinho, James Rodríguez, Ricardo Carvalho, hingga Falcao.

Kecenderungan ini, saya kira, tak akan berhenti sampai di sini. Prancis bukan hanya Paris dan Monaco, di sana juga ada klub-klub besar lainnya, seperti Marseille, Lyon, dan Bordeaux. Hanya soal waktu bagi klub-klub dengan tradisi panjang itu sebelum akhirnya mengikuti jejak PSG dan Monaco: menggandeng investor baru bermodal kuat, kemudian belanja pemain besar-besaran untuk meningkatkan daya saing.

Ini memang fenomena baru bagi Prancis. Tapi bukan berarti tak ada presedennya. Sebelum itu, fenomena serupa telah terjadi di Inggris. Antara lain, dimotori oleh Chelsea pada 2003 dengan menggandeng Roman Abramovich yang menggelontorkan 240 juta pounds pada musim pertamanya. Dukungan dana Abramovich itulah yang kemudian mengubah Chelsea jadi kekuatan besar, bahkan sanggup menjuarai Liga Champions 2011/2012.

Pola Chelsea kemudian menginspirasi banyak tim besar lain di Inggris untuk ikut membuka diri kepada investor kakap. MU dikuasai keluarga Glazer sejak 2005, sedangkan Arsenal menggandeng Stan Kroenke pada 2007. Liverpool kemudian juga jatuh ke tangan miliarder Amerika, George Gillett dan Tom Hicks, pada 2007. Paling akhir, Manchester City jadi klub kaya baru sejak masuknya Abu Dhabi United Group Investment and Development Limited pada 2008.

Pola kemitraan dengan para investor kakap itu terbukti mampu mengubah wajah Liga Primer Inggris. Mereka tak lagi inferior terhadap Madrid, Barcelona, atau AC Milan saat memasuki bursa transfer musim panas. Rekor pembelian termahal memang masih didominasi Madrid, namun sejumlah pemain top dunia sekelas. Didier Drogba, Lukas Podolski, Robinho, hingga Luis Suarez tak lagi sungkan datang ke Inggris.



Hasilnya, tak butuh waktu lama, Liga Inggris berkembang jadi kompetisi paling atraktif sejagat. Persaingan ketatnya yang melibatkan 5-7 klub dalam perebutan gelar juara dan jatah tiket Liga Champions dari musim ke musim selalu menarik untuk diikuti. Fan base suporternya pun terus tumbuh pesat dan pada akhirnya mampu melewati popularitas klub-klub Italia dan Spanyol.

Kepingan kisah sukses itu kemudian menjadi lengkap setelah klub-klub Inggris bergantian memetik sukses pula di lapangan hijau. Liverpool menjuarai Liga Champions 2004/2005, MU kembali juara pada musim 2007/2008, lalu giliran Chelsea jadi kampiun musim 2011/2012.

Fenomena sukses Inggris mungkin belum berakhir sampai di sini. Apalagi masih ada City dan Tottenham Hotspur yang haus gelar dan punya kekuatan mesin uang sangat besar.

Hanya saja, dari sudut pandang bisnis, berinvestasi di klub-klub Inggris dipandang tak lagi menggiurkan. Potensi pasarnya bisa dibilang sudah sangat terekspos dan tereksploitasi secara optimal. Pasar Inggris sepertinya mulai mendekati titik jenuh. Hal itu, antara lain, tercermin dari besarnya antusiasme klub-klub Inggris melirik pasar baru dengan melebarkan sayap ke Asia dan Timur Jauh.

Di sisi lain, di luar sana, sederet milyuner kaya masih menanti kesempatan untuk ikut menceburkan diri dalam bisnis global ini. Tidak hanya dari negara-negara Arab, tapi juga para konglomerat baru yang bermunculan di Rusia sejak negeri itu perlahan-lahan menganut sistem ekonomi yang lebih liberal.

Maka, jadilah Prancis "padang impian" baru. Qatar Investment Authority yang memutar uang keluarga Sheik Hamad bin Jassem bin Jabr Al Thani yang konon mencapai 60 miliar dolar AS telah memulai petualangan itu. Milyuner sekaligus filantrofis Rusia, Dmitry Rybolovlev, kemudian ikut menceburkan diri dengan menguasai 66 persen saham Monaco.

Keberhasilan PSG menjuarai Ligue 1 dan nyaris menembus semifinal Liga Champions musim lalu niscaya semakin menguatkan minat para miliarder Arab dan Rusia untuk ikut "menghijaukan" rumput Liga Prancis. Jangan kaget jika klub-klub semacam Marseille, Lyon, Bordeaux, atau Montpellier jadi sasaran berikutnya.

Mungkin terlalu pagi untuk memprediksinya, namun jika fenomena ini terus berlanjut akan bagus dampaknya bagi sepakbola. Munculnya Prancis sebagai kutub baru akan memperluas persebaran kekuatan dan peta persaingan di Eropa. Persaingan pun akan lebih sengit dan idola-idola baru akan muncul. Wajah sepakbola Eropa akan berubah. | Detik



====

* Akun twitter: @MohamadKusnaeni

Sepakbola, Sebuah Jalan Pulang ke 'Rumah' yang Lebih Indah

Bola Mania - Beberapa bulan lalu tugas menjalankan peliputan ke Piala Dunia 2014 di Brasil saya dapatkan. Sekian bulan kemudian saya kembali menjadi saksi dari sebuah gelaran pesta sepakbola antarnegara se-dunia, sebuah Piala Dunia yang berbeda: Homeless World Cup 2014.

Menyimak namanya--Homeless World Cup--niscaya akan timbul kesan aneh nan meremehkan. Toh, istilah Homeless memang berarti seseorang yang tidak memiliki rumah, acapkali dilabeli sebagai gelandangan atau sejenisnya yang lain. Wajar saja jika akan ada yang bertanya-tanya apa pula pentingnya pertandingan "para Homeless" ini sampai-sampai turnamen mereka punya hak untuk dilabeli "Piala Dunia".

Pada dasarnya, perhelatan Homeless World Cup memang sebuah ajang multinegara--tahun ini mencapai 42 negara, dengan total 54 tim baik putra maupun putri. Maka tak keliru pula jika gelaran ini disebut sebagai sebuah Piala Dunia.

Memang ada perbedaan besar dari FIFA World Cup yang dikenal orang banyak, dilangsungkan empat tahunan dan melibatkan nama-nama top, dengan Homeless World Cup yang pada tahun 2014 dilangsungkan di Santiago, Chile -- Piala Dunia "Homeless" ini merupakan pesta sepakbola untuk kalangan termarjinalkan, dengan pemain-pemain yang bisa dikatakan sebagai orang yang sedang terpinggirkan. Istilah "Homeless" di ajang ini memang tak lagi semata mengacu ke orang-orang yang tak memiliki rumah secara fisik, melainkan "rumah" dalam artian lebih luas. Entah itu karena sedang tak punya tempat untuk bersandar, terpinggirkan secara sosial dan ekonomi, atau lain sebagainya.

Maka tiap negara di ajang HWC ini pun mengusung sejumlah isu. Tim Indonesia, misalnya, yang berisikan pemain ODHA (pengidap HIV/AIDS), mantan pecandu narkoba, dan masyarakat miskin kota. Di sinilah kemudian lahir makna. Mereka bukan dijadikan sosok yang mesti dijauhi apalagi dimusuhi, melainkan manusia-manusia yang perlu dirangkul dan diberi kesempatan untuk melakukan perubahan dan perbaikan.


Walhasil, kendatipun Piala Dunia di Brasil lalu memang saya rasakan benar gemebyar, tetapi tetap ada perasaan berjarak. Boleh jadi karena yang berkecimpung di sana adalah tokoh-tokoh yang aksinya di lapangan kadung terasa amat luar biasa. Ada perasaan bahwa mereka, yang biasanya cuma disaksikan di layar kaca, sudah menjelma seperti dewa-dewa yang sulit tersentuh dan amat jauh.

Sebaliknya, Piala Dunia di Santiago ini sama sekali tak terasa berjarak. Yang tampil di dalamnya adalah sosok-sosok dengan segala kemanusiawiannya, sebagaimana biasa disaksikan dan ditemukan di sekeliling kita setiap harinya. Mereka semua berbaur di pesta sepakbola yang satu ini tanpa sekat, tanpa batas. Berformat turnamen, orang-orang yang kebetulan punya masa lalu atau latar belakang kelam pun diajarkan untuk kembali punya kepercayaan diri, senantiasa bekerja keras, dan berdisiplin dalam upaya meraih prestasi terlepas dari kendala-kendala yang mereka hadapi. Mereka yang termarjinalkan ini benar-benar diberi kans untuk bangkit, kembali "hidup" lagi, juga mendulang pengalaman banyak-banyak untuk bekal kehidupan selanjutnya. Inilah sepakbola tanpa stigma yang kian tak biasa karena disarati unsur nasionalisme tersendiri; mengusung nama Tanah Air tercinta di hadapan puluhan negara-negara peserta lainnya.

Stephan Birrer (36 tahun) pemain dari Swiss, menuturkan bahwa ia dan saudaranya dulu memutuskan untuk tidak ingin bekerja seperti orang lain karena melihat orangtuanya yang sudah bekerja keras dan tampak tak bahagia. Ia pun menjalani gaya hidup berbeda: di jalanan, meminta-minta, banyak minum alkohol, dan mengakrabi ganja.

Setelah beberapa tahun, ia dan saudaranya tak lagi betah dengan gaya hidup tersebut. Stephan dan saudaranya itu lalu mulai menjadi loper koran, menyeriusi sepakbola, sampai akhirnya mengikuti HWC 2014 yang disebutnya sebagai sebuah kesempatan langka. "Ini sangat menyenangkan dan sebuah pengalaman yang indah," ucapnya.

Kisah lain dituturkan oleh Alexandros (44 tahun), pemain dari Yunani yang terlihat lebih tua dari usianya. Akibat putus dengan pacarnya, Alexandros sekaligus kehilangan tempat tinggal sehingga harus hidup menumpang dengan saudara perempuannya. Selama tiga tahun ia sempat menganggur sebelum akhirnya mulai menjadi loper koran. Lambat laun ia pun mulai menata hidup. "Ini (HWC) merupakan pengalaman fantastis buatku, unik, pelajaran untuk seumur hidup, setiap hari jumpa orang dari budaya-budaya berbeda. Kami tertawa dan berbagi banyak hal tentang kehidupan kami, dan ini sangatlah fantastis," ujarnya.

"Di sini ia sudah menjadi orang yang sangat berbeda," sambung manajer tim Yunani.

Semua Bisa Menang dan Jadi Juara

Sehubungan dengan makna, para peserta Homeless World Cup tidaklah cuma mengejar piala. Dengan pesan utama bahwa semua adalah pemenang, seluruh pemain yang tampil pun lantas berkesempatan jadi juara: di dalam kehidupan nyata. Pembuktiannya nanti tentu apakah mereka akan bisa memaksimalkan kesempatan yang sudah didapatkan, dan membawa motivasi, semangat perubahan, dan modal sosial selama perjalanannya untuk membuat hidup mereka jadi lebih baik.

"Homeless World Cup untuk mengubah orang, untuk jadi orang. Belajar disiplin, konsentrasi. Pulang dari sini kalian harus jadi orang. Kompetisi ini harus dijadikan pelajaran buat kalian. Jangan terus-terusan berada di tempat gelap, nanti kalian harus maju ke tempat yang terang. Begitu menginjakkan kaki di Indonesia, kalian harus sudah tahu apa yang mesti dilakukan untuk ke depannya. Ini semua pengalaman, saya dulu juga begitu, sangat indah buat saya," kata Pelatih Indonesia Bonsu Hasibuan yang juga merupakan mantan pemain HWC 2012 di Meksiko.


Bonsu, yang kini eksis di dunia futsal Indonesia sebagai pelatih, adalah salah satu wajah sukses alumnus HWC di Indonesia. Dikatakan Manajer Tim Febby Arhemsyah, Bonsu tidak sendirian. Sebut saja misalnya nama Andri Kustiawan dan Sandi Gempur, yang masih aktif bermain futsal dan sudah menembus tim nasional futsal Indonesia. Ada pula Arif "Toun" Apriadi yang dulu ikut serta di HWC 2012 sampai mesti membawa beberapa botol methadone--obat pengganti yang biasa digunakan dalam rangka pengurangan ketergantungan pada narkoba. "Satu bulan sebelum roadshow (HWC 2014) ia menelepon dan mengabari kini sedang menggeluti bisnis konveksi," tutur Febby.

Maka berbeda pula dengan FIFA World Cup di Brasil lalu, di mana pemenangnya cuma satu, saya melihat betapa Homeless World Cup benar-benar memberi kesempatan untuk melahirkan banyak pemenang: mereka semua bisa jadi juara yang sebenar-benarnya asalkan sepulangnya nanti mampu lebih baik menjalani kehidupannya. Untuk itu saya merasa HWC sungguh sudah menjadi sebuah pesta istimewa nan luar biasa. Sepakbola barangkali merupakan sebuah jalan untuk pulang ke 'rumah' yang lebih indah. | Detik


===

* Penulis adalah wartawan detiksport yang mengiringi perjuangan timnas Indonesia di Homeless World 2014 di Santiago, Chile. Akun twitter: @kr1sf

* Respek setinggi-tingginya untuk @rumahcemara

Efek Video Game pada Sepakbola

Bola Mania - Video game sering dilihat sebagai distraksi dan perusak generasi oleh komunitas masyarakat negara kita. Sejalan dengan opini tersebut, publik dunia juga masih menganggap video game sebagai media superfisial dengan tingkat signifikansi dan substansi yang dangkal.

Namun, ada argumen lain yang menyatakan bahwa video game adalah bagian dari kesenian dan kreativitas, yang tentunya memiliki signifikansi dan substansi yang mendalam. Video game berkali-kali telah mempengaruhi terbentuknya komunitas-komunitas dengan kesamaan hobi atau ketertarikan sehingga menjadi media yang mentransfer nilai-nilai positif dari keraguan yang muncul pada opini pembuka di atas.

Video game seperti Word of Warcraft, DotA, Counter-Strike, maupun judul-judul lainnya telah membentuk komunitas tersendiri di dunia yang sudah serba digital ini.

Salah satu yang berkaitan dengan sepakbola tentunya adalah video game FIFA, yang telah menjadi pemicu bagi masyarakat untuk berbagi ketertarikan, entah pada video game maupun sepakbola itu sendiri.

Video game FIFA telah melakukan rilis resmi versi terbaru mereka, yaitu FIFA 15, akhir bulan lalu untuk berbagai macam konsol (PlayStation, Xbox, dan PC).

Dalam video game FIFA ini misalnya sudah berjalan berdampingan bersama dunia sepakbola itu sendiri dan mendorong para gamer untuk mencari tahu hal-hal yang berbau sepakbola. Seperti menonton pertandingan, menyimak berita, dan bahkan melakukan studi dan riset untuk sepakbola. Sebuah hal positif yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh generasi sebelumnya.

Video Game FIFA sebagai Media Pemasaran

Sebuah studi oleh Dae Hee Kwak, PhD dan kawan-kawannya dari University of Michigan menunjukkan bahwa 53,2% pemain video game FIFA adalah remaja dengan rentang usia 18 sampai 24 tahun.

Dari 459 sampel yang mereka ambil dari Amerika Serikat (AS) saja, sebanyak 54,2% di antara pemain FIFA adalah remaja yang setidaknya sudah lulus kuliah (bergelar sarjana), sehingga menimbulkan opini publik bahwa video game tidak terlalu berpengaruh buruk pada prestasi siswa/mahasiswa mereka.






Tidak heran, akhir pekan di AS memang selalu digunakan masyarakatnya sebagai waktu yang berhubungan dengan olahraga, entah menonton pertandingan, memainkan pertandingan, maupun bermain video game olahraga.
Selain melakukan olahraga itu sendiri, mereka selalu mencari sports bar, berkumpul di salah satu tempat teman, maupun mencari layar terbesar yang bisa mereka temukan untuk menonton atau bermain video game olahraga.

Riset Hee Kwak di atas didukung analisis Rich Luker dari ESPN Sports Poll. Ia menunjukkan bahwa sepakbola adalah olahraga favorit ke dua masyarakat AS yang berusia 18 sampai 24 tahun.

Beberapa tahun terakhir ini, popularitas sepakbola ("soccer", bukan "football") memang semakin meningkat berkat dua hal, yaitu tontonan sepakbola (terutama Piala Dunia) dan tentu saja topik bahasan kali ini, video game sepakbola, tepatnya adalah FIFA.

Game franchise dari Electronic Arts (EA) ini sudah menjadi faktor krusial yang menjadi fondasi bagi sepakbola untuk tumbuh dan berkembang di dunia pemasaran AS.

Penjualan FIFA sudah meraih 100 juta kopi sejak tahun 1993, dengan FIFA 15 diperkirakan akan menyentuh penjualan sebesar 11,3 juta kopi di seluruh dunia. Tapi ingat, ini tidak termasuk video game bajakan yang biasa masyarakat Indonesia umumnya nikmati.

Bermain sepakbola dan video game memang merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan (mutualisme) di AS. Dalam satu dekade terakhir saja, sepakbola sudah menjadi olahraga favorit bagi orang tua untuk menyuruh anak mereka berkegiatan di dalamnya, sementara video game adalah cara yang digunakan oleh masyarakat AS untuk “escape from reality”. Jadi bisa dipahami bahwa kombinasi dari keduanya, yaitu video game sepakbola, menjadi formula yang bonafid.

Efek Popularitas untuk Sepakbola Eropa

Salah satu studi yang dilakukan oleh Matt Darlow juga menunjukkan bahwa video game simulasi olahraga adalah jenis video game yang paling menjadi favorit dari masyarakat AS.

Menurutnya, sebelum video game sepakbola marak di AS, sepakbola sering dipandang sebagai olahraga yang membosankan dengan "hanya mengoper bola ke seluruh lapangan, dengan skor yang kecil, dan pemain-pemainnya sering terjatuh dan melakukan protes".

Hee Kwak juga menunjukkan bahwa salah satu fitur yang paling menarik dari video game sepakbola adalah kualitas grafik, gameplay, dan juga tentunya adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru, bukan saja bagi AS, tapi juga bagi seluruh dunia.

Serupa dengan kisah Darlow di atas, Roger Bennett, salah satu blogger ESPNFC, menunjukkan efek dari video game FIFA kepada fans olahraga lainnya.

Dalam artikelnya, Bennett menjelaskan bahwa sepakbola telah menjelma menjadi “olahraga komunis” dengan waktu bermain online para pemainnya bisa mencapai angka lebih dari sembilan jam per pekan.

"Video game telah menjelma menjadi kehidupan nyata. Kampus kami (University of Alabama) telah dibanjiri oleh para pemain FIFA, bahkan mereka sudah terang-terangan memakai seragam tim yang mereka bela," katanya.



"Revolusi ini tentunya mengacu juga pada fitur lainnya di FIFA, yaitu Support Your Club," lanjutnya. 'Support Your Club' adalah fitur yang memungkinkan bisa memilih tim favorit untuk menunjukkan "identitas utama" kita pada video game tersebut.

Kemudian berdasarkan banyaknya pemain dan tingkat kemenangan klub tersebut di FIFA, ini bisa menciptakan klasemen tersendiri yang membuat klub yang sudah kita pilih berada pada peringkat tertentu di seluruh dunia. Naik dan turunnya peringkat klub pada 'Support Your Club' sepenuhnya berdasarkan pada pemain FIFA itu sendiri.

FC Barcelona dan Manchester United adalah dua klub yang sering dipilih oleh masyarakat AS sebagai tim 'Support Your Club' mereka.

Jadi klub-klub di Eropa harus berterimkasih kepada FIFA, popularitas mereka telah naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Fanbase yang tumbuh ini lah yang meningkatkan kesempatan untuk klub melakukan pemasaran dengan serangkaian tur ke AS, hak siar televisi, maupun dari periklanan.

Awal musim ini saja, selain tur terpisah, kita bisa melihat ajang resmi International Champions Cup dan MLS All-Stars Game yang sudah digelar di Negeri Paman Sam itu. Tidak mau kalah, dua kejuaraan di atas bisa kita saksikan lagi tahun depan.

Dalam kenyataannya, FIFA tidaklah selalu menjadi "mega hit". Pro Evolution Soccer (PES) dari Konami selalu membuntuti mereka di belakang. Bahkan selama awal tahun 2000-an sampai 2007, PES sempat mendominasi pasar video game sepakbola di dunia, sebelum pada 2008 mereka melakukan desain ulang yang terbukti menjadi awal dari terpuruknya PES.

Keterpurukan PES ini juga bisa dipahami lebih lanjut karena FIFA merupakan "video game resmi" (secara tidak langsung). Mereka memiliki lisensi resmi dari hampir seluruh tim top di dunia.

Pada FIFA (kembali kami ingatkan, bukan versi bajakan tentunya) juga kita bisa mendapatkan update yang berkaitan dengan pemain (kepindahan, performa, dll) setiap pekannya. "Update pada FIFA adalah sesuai dengan kenyataan, jadi apa yang Anda saksikan di televisi adalah apa yang juga Anda saksikan pada video game," kata Nick Channon, produser game di EA.

Efek Video Game pada Permainan

Jika kita sudah mengetahui efek video game pada komunitas dan popularitas sepakbola, pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah: Apakah ada efek positif dari video game untuk permainan sepakbola itu sendiri?

FourFourTwo Performance sempat membahas bahwa video game ternyata memiliki efek positif pada permainan sepakbola (di atas lapangan sungguhan). FIFA (FIFA yang sesungguhnya) telah melakukan survei kepada lebih dari 10.000 gamer, 58% di antara mereka berpendapat bahwa kemampuan virtual yang mereka pelajari pada video game FIFA telah meningkatkan permainan mereka juga di atas lapangan.

Hubungan antara kemampuan jemari Anda menari di atas joystick dengan performa di atas lapangan ternyata bisa berbagai macam. Sebuah riset dari Queen Mary University di London menunjukkan bahwa video game dapat meningkatkan kemampuan otak.

Riset ini berkata bahwa gamer yang sering memainkan jenis video game strategi militer seperti StarCraft, Age of Empires, atau Dota, adalah mereka yang memiliki kemampuan memutuskan (decision-making), kreativitas, dan cara berpikir lateral yang baik.

"Riset ini juga menunjukkan bahwa video game real-time strategy (RTS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara menyeluruh, sikap antisipatif, dan belajar dari kesalahan yang sudah terjadi," seperti yang dijelaskan oleh Dr. Brian Glass sebagai pemimpin riset.

Itu berarti sekedar peregangan jemari Anda pada PlayStation, Xbox, atau PC dapat membuat Anda memilih jalur operan yang tepat, mengetahui kapan saat yang tepat untuk berlari, atau mengetahui timing yang tepat dalam meluncurkan tekel yang berisiko di kotak penalti.

Sekarang Anda memiliki alasan yang sah untuk bermain video game dan terus mengasah jari-jemari Anda dengan cara yang, yeah... bisalah dibilang positif. | Detik
====

*Penulis biasa menulis untuk @panditfootball dan About The Game, beredar di dunia maya dengan akun @DexGlenniza

Ini Susuna Pemain Kolombia Vs Pantai Gading

Bola Mania - Kolombia akan melakoni partai kedua babak grup Piala Dunia Brasil 2014 melawan Pantai Gading di Estadio Nacional de Brasilia. Pada partai pertama Kolombia menang 3-0 atas Yunani. bPantai Gading juga menang kala menekuk Jepang dengan skor 2-1 di pertandingan pertmana babak grup.

Berikut Susunan Pemain

Kolombia: 1-David Ospina, 2-Cristian Zapata, 3-Mario Yepes, 7-Pablo Armero, 18-Juan Zuniga; 6-Carlos Sanchez, 8-Abel Aguilar, 10-James Rodriguez, 11-Juan Cuadrado, 14-Victor Ibarbo; 9-Teofilo Gutierrez

Pantai Gading: 1-Boubacar Barry; 3-Arthur Boka, 5-Didier Zokora, 17-Serge Aurier, 22-Souleymane Bamba; 9-Ismael Tioté, 10-Gervinho, 15-Max Gradel, 19-Yaya Touré, 20-Serey Die; 12-Wilfried Bony

Tragis! Juara Bertahan Angkat Koper dari Brasil

Bola Mania - Spanyol takluk 0-2 dari Cile pada lanjutan laga Grup B Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana, Rabu atau Kamis (19/6/2014) dini hari WIB. Dengan begitu, skuad La Furia Roja pun dipastikan tersingkir dari Piala Dunia 2014.

Spanyol saat ini menempati posisi terakhir klasemen sementara Grup G dengan poin nol. Sebelumnya, sang juara bertahan itu juga diempaskan Belanda 1-5 pada pertandingan perdana.

Spanyol sebenarnya sudah mencoba mengambil alih permainan sejak menit-menit awal. Akan tetapi, para pemain Cile tampil cukup semangat dengan melakukan pressing kepada penggawa-penggawa Spanyol ketika memegang bola.

Bahkan, saat laga baru berjalan tiga menit, Cile sudah membuat peluang berbahaya di jantung pertahanan Spanyol. Sayang, bola sundulan Gonzalo Jara masih melebar tipis di sisi kanan gawang skuad La Furia Roja.

Peluang pertama Spanyol dihasilkan Xabi Alonso pada menit ke-15. Namun, bola tendangan Alonso seusai menerima bola muntah hasil sepakan Diego Costa masih dapat ditepis cukup baik oleh kiper Cile, Claudio Bravo.

Mencoba menguasai laga, justru Spanyol lebih dulu kebobolan setelah Eduardo Vargas mencetak gol pada menit ke-19. Gol tersebut berawal dari kesalahan umpan Xabi Alonso yang mampu dimanfaatkan oleh Alexis Sanchez.

Bekerja sama satu-dua dengan Arturo Vidal, striker Barcelona itu kemudian membawa bola ke jantung pertahanan Spanyol dan memberikan umpan pendek kepada Vargas di dalam kotak penalti. Vargas pun sukses mengecoh kiper Spanyol, Iker Casillas, sebelum menceploskan bola ke dalam gawang.

Pada menit ke-28, Spanyol mendapatkan peluang untuk menyamakan kedudukan. Akan tetapi, bola tendangan Costa seusai menerima umpan sundulan kepala David Silva masih melebar di sisi kanan gawang Cile.

Tiga menit sebelum turun minum, suporter Cile kembali bersorak setelah Charles Aránguiz mampu membobol gawang Casillas untuk kali kedua. Gol tersebut diciptakannya seusai menerima bola tepisan Casillas.

Selepas turun minum, Spanyol mencoba keluar tekanan. Namun, pressing dari pemain Cile membuat Iniesta dan kawan-kawan kesulitan mengembangkan permainan. Beberapa kali mereka pun terlihat tidak akurat saat mengalirkan umpan.

Pada menit ke-52, Spanyol mendapatkan peluang emas melalui Sergio Busquets. Sayang, upaya itu belum membuahkan hasil karena bola tendangan Sergio masih melenceng ke sisi kanan gawang Cile.

Sepanjang babak kedua, di tengah ketertinggalan 0-2, para pemain Spanyol terlihat tidak tenang saat menguasai bola. Beberapa kali jika sudah berada di depan kotak penalti Cile, serangan mereka buntu.

Sementara itu, Cile yang lebih banyak bertahan bukan tanpa serangan. Beberapa kali, melalui serangan balik, Alexis dan kawan-kawan juga mampu merepotkan barisan belakang Spanyol yang dipimpin oleh Sergio Ramos.

Pada menit ke-68, misalnya, saat Eugenio Mena memberikan umpan tarik dari sisi kiri pertahanan Spanyol. Sayang, bola sontekan Mauricio Isla masih melambung di atas mistar gawang Casillas.

Meski terus mencoba memperkecil kedudukan hingga menit-menit akhir, sejumlah peluang Spanyol gagal dikonversikan menjadi gol. Skor 2-0 untuk Cile pun bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.

Menurut catatan FIFA, sepanjang laga, Spanyol menguasai bola sebanyak 54 persen dan melepaskan tujuh tembakan akurat dari 12 usaha. Adapun Cile menciptakan empat peluang emas dari tujuh percobaan.

Susunan pemain:
Spanyol: 1-Iker Casillas, 4-Javi Martínez, 15-Sergio Ramos, 18-Jordi Alba, 22-Cesar Azpilicueta, 6-Andres Iniesta, 11-Pedro (20-Santi Cazorla 76), 14-Xabi Alonso (17-Koke 45), 16-Sergio Busquets, 21-David Silva, 19-Diego Costa (9-Fernando Torres 64)
Pelatih: Vicente Del Bosque

Cile: 1-Claudio Bravo, 5-Francisco Silva, 17-Gary Medel, 18-Gonzalo Jara, 2-Eugenio Mena, 4-Mauricio Isla, 8-Arturo Vidal (6-Carlos Carmona 88), 20-Charles Aránguiz (16-Felipe Gutierrez 64), 21-Marcelo Díaz, 7-Alexis Sanchez, 11-Eduardo Vargas (10-Jorge Valdivia 85)
Pelatih: Jorge Sampaoli

Wasit: Mark W Geiger (Amerika Serikat) | kompas.com

Ini Susunan Pemain Brasil Vs Meksiko

Bola Mania - Brasil akan melakoni pertandingan kedua penyisihan grup Piala Dunia 2014 melawan Meksiko. Pada laga perdana, keduanya sama-sama sudah mengamankan tiga poin. Brasil menang dengan skor 3-1 saat melawan Kroasia. Di kubu Meksiko, mereka hanya mampu menang tipis dengan skor 1-0 dari Kamerun.
Pada laga kali ini, Luiz Felipe Scolari masih mengandalkan pemain-pemain yang sama pada saat melawan Kroasia, namun Nama Ramires kali ini akan diturunkan di line up. Mampukah Brasil menaklukkan Meksiko?
Berikut Susunan Pemainnya:
Brasil: Julio Cesar, Dani Alves, Thiago Silva (c), David Luiz, Marcelo, Paulinho, Fred, Neymar, Oscar, Ramires, Luiz Gustavo
Meksiko: Ochoa, Rodriguez, Marquez (c), Herrera, Layun, Dos Santos, Moreno, Guardado, Peralta, Aguilar, Vazquez

Kalah dari Italia, Rooney Janji Inggris Segera Move On

Bola Mania – Kekalahan selalu terasa menyakitkan. Tapi di balik itu, selalu terdapat pelajaran yang dapat dipetik untuk berkembang lebih baik pada masa mendatang.

Nasib itulah yang kini sedang dihadapi Wayney Rooney. Pemain yang dijuluki Wazzaa itu harus rela melihat timnya menyerah dari Italia pada laga perdana mereka di Piala Dunia 2014. Namun demikian, Rooney yakin Inggris akan segera bangkit dan meraih kemenangan pada laga selanjutnya.

“Kami selalu percaya dapat memenangkan laga itu dan menyamakan kedudukan membuat kami melangkah ke jeda babak pertama dengan kaki depan” kata Rooney dikutip Sky Sport.

Tapi yang terjadi kemudian sebaliknya. Mario Balotelli mencetak gol penentu hanya dua menit setelah babak kedua dimulai. Pada titik itu, Rooney mengaku segalanya menjadi lebih sulit bagi Inggris.
Kekalahan itu menghadirkan kekecewaan mendalam. Tapi Rooney yakin, Inggris akan ‘move on’ untuk meraih kemenangan pada laga selanjutanya menghadapi Uruguay.

“Saya kecewa karena tak mencetak gol tapi kami akan move on. Kami menatap ke depan pada laga Kamis mendatang dan berharap dapat meraih tiga poin.” | Erte Mane Apui | Foto: skysports.com

Gol Bunuh Diri dan Messi bawa Argentina Kalahkan Bosnia

Bola Mania – Argentina berhasil meraih angka penuh pada laga perdana mereka di Grup F Piala Dunia. Menghadapi Bosnia-Herzegovina, La Albiceleste unggul dengan skor tipis 2-1. Satu gol bunuh diri dari kiper Bosnia dan satu gol lainnya dari Leonel Messi sempat memabawa tim Tango menang 2-0, sbelum Vedad Ibisevic mencetak gol hiburan pada akhir laga.

Bosnia Herzegovina yang merupakan tim debutan tampaknya tampil gugup. Baru tiga menit laga dimulai, mereka langsung kebobolan melalui gol bunuh diri dari Sead Kolasinac.Berawal dari tendangan bebas Messi, bola mengenai kaki Kolasinac dan malah balik bergulir ke gawang sendiri. Gol ini bertahan hingga paruh pertama usai.

Argentina baru bisa menambah keunggulan pada menit 65 babak kedua.
Adalah sang bintang Leonel Messi yang mencatatkan nama di papan skor. Menggiring bola dari tengah, La Pulga bekerja sama satu dua dengan Goonzalo Higuain sebelum meliuk melewati beberapa pemain dan melepas tendangan tendangan gaya khasnya yang tak mampu diblok kiper Bosnia. 2-0 untuk keunggulan Argentina.

Bosnia sempat memberikan perlawanan saat Vedad Ibisevic memperkecil keadaan. Namun gol itu hanya bermakna penggembira karena skor akhir tetap memihak kepada keunggulan juara dunia dua kali itu. | Erte Mane Apui| Foto: caughtoffside.com

Ini Susunan Pemain Argentina Vs Bosnia Herzegovina

Bola Mania - Di bawah ini adalah nama susunan pemain yang diturunkan oleh kedua pelatih untuk menghadapi partai pertama mereka di grup F. Partai ini akan berlangsung di Estadio do Maracana, Jornalista Mario Filho.

Di kubu Argentina, pelatih Alejandro Sabella menurunkan pemain bintang, seperti Lionel Mesii, Di Maria, dan Aguero yang dipastikan akan bermain menekan pertahan Bosnia. Namun, Bosnia juga menurunkan penyerang Edin Dzeko sebgai ujung tombak Bosnia menusuk pertahanan Argentina.

Berikut susunan pemainnya:

Argentina:
Romero, Zabaleta, Garay, Campagnaro, Fernandez, Rojo, Mascherano, Maxi Rodriguez, Di Maria, Messi, Aguero
Pelatih: Alejandro Javier Sabella

Bosnia-Herzegovina:
Begovic, Spahic, Mujdza, Bicakcic, Becic, Kolasinac, Misimovic, Pjanic, Lulic, Hajrovic, Dzeko
Pelatih: Safet Susic

Wasit: Joel Aguilar (El Salvador)

Statistik Kemenangan Prancis Atas Honduras

Bola Mania - Prancis berhasil menaklukkan Honduras 3-0 pada penyisihan grup Piala Dunia 2014 di Estadio Beira-Rio, Jose Pinheiro Borda, Brasil. Bermain dengan sepuluh pemain, setelah wasit menghadiahi Wilson Palacios kartu kuning kedua, Honduras jelas tidak mampu memperkecil selisih gol.

Adalah Karim Benzema yang menjadi pembuka dan penutup gol bagi Prancis.Benzema berhasil menjebol gawang Honduras saat pertandingan memasuki injuri time melalui titik putih dan gol penutup pada menit 72. Satu lagi gol bagi kemenangan Prancis dinyatakan sebagai gol bunuh diri penjaga gawang Honduras, Noel Valladares, di menit 48.

Secara keseluruhan, Prancis menjadi penguasa di pertandingan ini. Dimana ball possision menjadi milik Prancis, yaitu 64% dan 36% bagi Honduras. Prancis juga mampu melesatkan 14 tembakan ke arah gawang Honduras, 3 on target dan 11 off target. Sementara Honduras hanya melepaskan masing-masing 2 tendangan on target dan off target.

Tak tanggung-tanggung, sepanjang pertandingan wasit juga menghadiahi Prancis 3 kartu kuning. Sementara Honduras mendapatkan 3 kartu kuning dan 1 kartu merah. | esje | Foto: mirror.co.uk

Dramatis, Swiss Taklukkan Ekuador

Bola Mania - Tim Nasional Swiss melalui comeback gemilang dengan mengalahkan Ekuador pada partai perdana Grup E Piala Dunia 2014. Sempat tertinggal pada babak pertama, Swiss berbalik unggul dan mengakhiri laga dengan skor 2-1. Kemenangan makin terasa manis karena gol penentu tercipta pada menit terakhir laga.

Pertandingan dimulai dengan tempo lamban dari kedua tim. Ekuador sempat memimpin melalui Enner Valencia pada babak pertama.

Perjuangan tak kenal lelah anak-anak Ottmar Hietfield berbuah manis.  Admer Mehmedi langsung menyamakan kedudukan begitu babak kedua dimulai. Satu gol dari pemain pengganti Haris Safirofic pada menit 93 memastikan kemenangan Shaqiri dan kolega.

Swiss sementara memimpin Grup E dengan poin 3.   

Babak I

Pada menit-menit awal, permainan berjalan lamban dengan bola lebih banyak bergulir di sisi tengah lapangan. Kedua tim nampak masih ragu-ragu untuk bermain spartan dan tampak saling meraba kekuatan lawan.

Tempo mulai meningkat sejak pertandingan memasuki seperempat jam. Sebuah tendangan keras pada menit 15 dari Xherdan Shaqiri mengancam gawang Alexander Dominguez. Sayang, bola masih bisa ditangkap dengan baik hingga tak mengubah skor kacamata.

Antonio Valencia langsung membalas ancaman itu sesaat berselang. Lagi-lagi, skor tak berubah karena tendangannya dari dalam kotak penalti melambung tinggi di atas mistar gawang.

Gol yang ditunggu akhirnya tiba menit 21. Tendangan bebas dari sisi kiri lini serang Ekuador oleh Ayovi ditanduk dengan baik oleh Enner Valencia. Bola bergulir mulus ke gawang Swiss yang dijaga Diego Benaglio.

Tersengat, Swiss meningkatkan serangan ke kubu negara Amerika Latin itu. Beberapa peluang hadir melalui tendangan sudut. Salah satunya saat tandukan Valon Behrami pada menit 32 memanfaatkan tendangan sudut masih bisa ditangkap Dominguez.

Dominguez kembali unjuk kebolehan saat memotong crossing Shaqiri menit 36. Sebelumnya ia juga menepis tendangan keras Gokhan Inler dari luar kotak penalti.

Meski terus menyerang, Swiss tak kunjung mampu menjebol gawang Ekuador untuk menyamakan kedudukan. Skor 1-0 bertahan hingga wasit meniup peluit akhir babak pertama

Babak II

Swiss langsung menggebrak begitu interval kedua dimulai. Dua menit usai jeda, Admer Mehmedi menanduk masuk peluang pertama yang hadir melalui tendangan sudut. Swiss 1, Ekuador 1.

Kecolongan gol penyama, Ekuador keeluar menyerang. Jefferson Montero melepas tendangan yang masih menyampisi di sisi gawang Swiss pada menit 55.

Enner Valencia kembali membuat fan Swiss ketar-ketir. Meliuk-liuk di depan kotak penalti La Nati, ia melepas tendangan keras yang sayangnya masih melambung tipis di atas mistar gawang.

Pada menit 65, kiliran Montero yang merepotkan Benaglio. Tendangannya dari jarak dekat masih dapat ditahan dengan susah payah oleh kiper Swiss itu.

Swiss sempat mencuri gol menit 68. Tapi sayang wasit menganulir sehingga skor masih belum berubah. Peluang Shaqiri tiga menit berselang juga belum membuahkan hasil.

Kedua tim terus menyerang satu sama lain. Namun penyelesaian akhir yang buruk ditambah penyelamatan kiper membuat gol yang ditunggu-tunggu urung tiba.


Hingga akhirnya Safirofic muncul menjadi pahlawan. Diawali serangan balik cepat dari Valon Bahremi, bola dikirim ke sisi kanan pertahanan lawan. Bola kemudian dicrossing ke sisi tengah dan disambar Safirofic tepat di mulut gawang Ekuador. Dominguez tak berdaya untuk mencegah gol hingga akhirnya Swiss menutup laga dengan skor 2-1. | Manah Rusli | Foto: topbet.eu 

Turun Minum, Ekuador Ungguli Swiss 1-0

Bola Mania - Ekuador untuk sementara berhasil mengungguli Swiss dalam laga perdana Grup E Piala Dunia 2014. Gol dicetak oleh Enner Valencia memanfaatkan tendangan bebas dari Ayovi.

Pada menit-menit awal, permainan berjalan lamban dengan bola lebih banyak bergulir di sisi tengah lapangan. Kedua tim nampak masih ragu-ragu untuk bermain spartan dan tampak saling meraba kekuatan lawan.

Tempo mulai meningkat sejak pertandingan memasuki seperempat jam. Sebuah tendangan keras pada menit 15 dari Xherdan Shaqiri mengancam gawang Alexander Dominguez. Sayang, bola masih bisa ditangkap dengan baik hingga tak mengubah skor kacamata.

Antonio Valencia langsung membalas ancaman itu sesaat berselang. Lagi-lagi, skor tak berubah karena tendangannya dari dalam kotak penalti melambung tinggi di atas mistar gawang.

Gol yang ditunggu akhirnya tiba menit 21. Tendangan bebas dari sisi kiri lini serang Ekuador oleh Ayovi ditanduk dengan baik oleh Enner Valencia. Bola bergulir mulus ke gawang Swiss yang dijaga Diego Benaglio.

Tersengat, Swiss meningkatkan serangan ke kubu negara Amerika Latin itu. Beberapa peluang hadir melalui tendangan sudut. Salah satunya saat tandukan Valon Behrami pada menit 32 memanfaatkan tendangan sudut masih bisa ditangkap Dominguez.

Dominguez kembali unjuk kebolehan saat memotong crossing Shaqiri menit 36. Sebelumnya ia juga menepis tendangan keras Gokhan Inler dari luar kotak penalti.

Meski terus menyerang, Swiss tak kunjung mampu menjebol gawang Ekuador untuk menyamakan kedudukan. Skor 1-0 bertahan hingga wasit meniup peluit akhir babak pertama. | Manah Rusli

Ini Live Streaming dan Susunan Pemain Swiis Vs Ekuador



Susunan Pemain 
Swiss: 1-Diego Benaglio; 2-Stephan Lichtsteiner, 20-Johan Djourou, 5-Steve von Bergen, 13-Ricardo Rodriguez; 11-Valon Behrami, 8-Gokhan Inler; 14-Valentin Stocker, 10-Granit Xhaka, 23-Xherdan Shaqiri; 10-Josip Drmic

Ekuador: 22-Alexander Dominguez; 2-Jorge Guagua, 10-Walter Ayovi, 4-Juan Carlos Paredes, 3-Fricson Erazo; 16-Antonio Valencia, 6-Christian Noboa, 23-Carlos Gruezo, 11-Felipe Caicedo; 7-Jefferson Montero, 13-Enner Valencia

Jepang Takluk dari Pantai Gading

Bola Mania - Tim Nasional Jepang harus merasakan kekalahan dari Pantai Gading pada laga perdana mereka di Piala Dunia Grup C. Sempat unggul lebih dulu, Jepang harus menyerah dengan skor akhir 2-1.

Tampil di Arena Pernambuco, kedua tim langsung berupaya mencetak gol begitu pertandingan dimulai. Jepang lebih dulu unggul melalui Keisuke Honda yang melepas tendangan keras dari jarak dekat pada menit 16.

Pantai Gading yang dimotori Yaya Toure dan Gervinho berhasil beberapa kali membahayakan gawang Eiji Kawashima. Namun hingga babak pertama usai, tak ada gol balasan yang mampu mereka ciptakan.

Pertandingan berbalik pada paruh kedua. Wilfried Bony dan Gervinho mencetak dua gol cepat yang mengubah keadaan menjadi 2-1.

Dua gol ini bertahan hingga pertandingan usai. Kemenangan Pantai Gading membawa mereka menempel ketat Kolombia yang menghantam Yunani ada partai lainnya. Kemenangan ini juga membuat langkah Drogba dan kolega selangkah lebih dekat ke fase gugur. | Manah Rusli | Foto: o.canada.com

Tipis, Italia Taklukkan Inggris

Bola Mania - Italia berhasil meraih hasil maksimal pada laga perdana Piala Dunia. Menjamu Inggris di Estadio Amazonia, Nerazzuri mengalahkan The Three Lions dengan skor tipis 2-1.

Italia unggul lebih dahulu melalui gol Marchisio. Sturridge sempat memaksa skor sama kuat setelah menaklukkan Salvatore Sirigu dari jarak dekat. Gol dari Balotelli pada babak kedua mengunci kemenangan Italia.

Babak I

Kedua tim langsung saling menggebrak begitu peluit pertama dimulai. Hanya saja, Inggris tampak lebih berbahaya melalui tusukan-tusukan Sturridge di sisis kanan kiri pertahanan Italia.

Kombinasinya dengan Rooney benar-benar membuat lini pertahana Italia kerepotan. Salvatore Sirigu yang kalai ini tampil di bawah mistar gawang dibuat harus melakukan penyelamatan berulang kali.

Namun justru Italia yang lebih dulu memimpin via Marchisio pada menit 36. Gelandang Juventus itu melepas tendangan keras mendatar dari luar kotak penalty yang gagal dijangkau Joe Hart.

Gol itu tak bertahan lama karena Sturridge langsung menjadi pembeda. Melalui sebuah skema serangan balik, Wayney Rooney mengirim umpan manja ke tengah kotak penalty Gli Azzuri. Sturridge yang tak terkawal dengan mudah menceploskan bola ke dalam gawang Salvatore Sirigu.

Selepas gol itu, kedua tim tetap terlibat jual beli serangan. Balotelli hampir mencetak gol indah saat bola lob-nya berhasil dihadang tepat di garis kotak oleh barisan pertahananTiga Singa.
Tendangan Candreva beberapa detik berselang pun hanya bisa menerpa tiang gawang.

Skor imbang menutup babak pertama.

Babak II

Inggris langsung menggebrak begitu babak kedua dimulai. Sebuah tendangan keras dari luar kotak penalty kembali memaksa Sirigu melakukan penyelamatan gemilang.

Namun justru Italia yang kembali unggul. Mario Balotelli menanduk masuk sebuah umpang silang dari Candreva pada menit 50. Bola yang datang dari jarak dekat itu tak mampu dibendung Joe Hart. Italia 2, Inggris 1.

Permainan terbuka yang diperagakan kedua tim membuat kedua tim banjir peluang. Wayney Rooney mencoba peruntungannya pada menit 53 Tapi kali ini tendangan Wazza masih menyamping di sisi kiri. Sementara di kubu Inggris, Joe Hart memotong sebuah umpan berbahaya yang bisa saja disontek menjadi gol oleh Balotelli pada menit 59.

Sirigu benar-benar menggantikan peran Buffon dengan baik. Setelah tendangan Rooney dalam kotak penalty hanya menyamping beberapa centimeter, ia kembali memperlihatkan respon positif menghadang tendangan Ross Barkley pada menit 63. Ada pun Barkley masuk menggantikan Wellbeck tiga menit sebelumnya.

Peluang Inggris lagi-lagi mentah di tangan kiper PSG itu. Tendangan bebas melengkung ciamik dari Leighton Baines gagal menjadi gol setelah Sirigu kembali melakukan penyelamatan yang ke sekian dalam pertandingan itu. Tendangan bebas pada menit 78 itu diberikan setelah Sturridge dilanggar Chiellini di depan kota penalty.

Sisa pertandingan lebih banyak diwarnai di lini tengah. Italia tampak mulai merapatkan barisan pertahanan dan menjaga tempo sambil sesekali menyusun serangan balik cepat. Sementara serangan inggris lebih banyak monoton dan gagal membongkar pertahanan Grendel Italia.

Saat pertandingan nyaris berakhir, Pirlo mengeksekusi tendangan bebas yang sayangnya hanya menerpa mistar gawang. Peluang pada menit 93 itu meutup pertandingan dengan dengan kemenangan 2-1 untuk Italia. | Taufik Husni| Foto:dailymail.co.uk

Babak I, Italia Vs Inggris Sama Kuat

Bola Mania – Laga big match di Grup D Piala Dunia antara Inggris melawan Italia untuk sementara berakhir imbang 1-1. Italia lebih dulu unggul melalui Marchisio, sementara gol balasan Inggris dicetak oleh striker Liverpool, Daniel Sturridge.

Kedua tim langsung saling menggebrak begitu peluit pertama dimulai. Hanya saja, Inggris tampak lebih berbahaya melalui tusukan-tusukan Sturridge di sisis kanan kiri pertahanan Italia.

Kombinasinya dengan Rooney benar-benar membuat lini pertahana Italia kerepotan. Salvatore Sirigu yang kalai ini tampil di bawah mistar gawang dibuat harus melakukan penyelamatan berulang kali.

Namun justru Italia yang lebih dulu memimpin via Marchisio pada menit 34. Gelandang Juventus itu melepas tendangan keras mendatar dari luar kotak penalty yang gagal dijangkau Joe Hart.

Gol itu tak bertahan lama karena Sturridge langsung menjadi pembeda. Melalui sebuah skema serangan balik, Wayney Rooney mengirim umpan manja ke tengah kotak penalty Gli Azzuri. Sturridge yang tak terkawal dengan mudah menceploskan bola ke dalam gawang Salvatore Sirigu.

Selepas gol itu, kedua tim tetap terlibat jual beli serangan. Namun hingga babak pertama usai, skor sama kuat 1-1 tetap bertahan. | Manah Rusli | Foto:thefa.com

Mengejutkan, Uruguay Takluk dari Kostarika

Bola Mania – Hasil mengejutkan mewarnai laga perdana di Grup D Piala Dunia 2014. Tim unggulan Uruguay justru harus puas menerima kekalahan darim negara semenjana Kostarika. Tidak tanggung tanggung, La Celeste takluk 3-1.

Uruguay sebenarnya memulai laga dengan baik. Begitu peluit pertama dibunyikan wasit Felix Brych, mereka langsung menggedor pertahanan Kostarika. Al hasil, tim asuhan Oscar tabarez itu membuka skor melalui Edinson Cavani pada menit 24.
Skor 1-0 menutup paruh pertama.

Kostarika justru bangkit pada babak kedua. Joel Campbel membawa negara Amerika Utara itu menyamakan kedudukan pada menit 54.
Gol itu membangkitkan semangat Kostraika. Hanya tiga menit berselang, gawang Muslera kembali bergetar. Kali ini melalui Oscar Duarte. Kostarika 2, Uruguay 1.

Saat Uruguay berjuang habis-habisan mengejar, mereka kembali dikejutkan dengan gol ketiga Kostarika. Marco Urena mencetak gol dari jarak dekat pada menit 84. Gol itu sekaligus menutup kemenangan Kostarika dengan skor 3-1. | Manah Rusli | Foto: dailymail.com

Empat Amerika Masih Sempurna

Bola Mania - Tim-tim dari Benua Amerika sejauh ini menampilkan performa impresif dalam masing-masing laga perdana di Piala Dunia 2014. Hingga saat ini, keempat tim asal benua Amerika yang telah tampil memetik hasil maksimal. 

Tim Amerika pertama yang memetik kemenangan adalah tuan rumah Brasil. Anak-anak asuh Felipe Scolari ini mengalahkan Kroasia 3-1 pada laga pembuka Piala Dunia di Arena Corinthias di Sao Paolo. Kemenangan ini juga meneruskan tradisi Brasil yang selalu menang jika tampil sebagai pembuka turnamen akbar empat tahunan itu. 

Di Federasi yang lain di benua yang sama, Meksiko menghempas perlawanan Kamerun. Satu gol dari Peralta sudah cukup untuk membuat La Tri menempel Brasil di klasemen sementara Grup A. Chile juga menunjukkan dominasi atas lawannya Australia di Grup B. Arturo Vidal dan menghempaskan perlawanan The Socceroos Australia dengan skor 3-1. Gol-gol kemenangan ini dicetak Alexis Sanchez, Jorge Valdivia, dan Jean Beausejour. Sementara gol hiburan Australi dipersembahkan Tim Cahill.

Tim keempat asal benua itu yang meraih kemenangan adalah Kolombia. Menjamu negeri para dewa, Yunani, The Cofferos -julukan Kolombia merujuk ke negara itu sebagai penghasil kopi- memetik kemenangan meyakinkan. Tiga gol dari Armero, Gutierrez, dan Jamez Rodriguez membenamkan perlawanan Yunani tiga gol tanpa balas. 

Benua Amerika mengirim 11 wakil di Piala Dunia. Kesebelas tim itu berada di dua konfederasi berbeda, masing-masing empat negara dari Amerika Utara (CONCACAF) dan enam lainnya dari Amerika Latin (Conmebol). | Manah Rusli | Foto: canada.com

Kolombia Hantam Yunani 3-0

Bola Mania - Kolombia berhasil meraih poin penuh pada laga pembuka Grup C Piala Dunia. Menjamu Yunani di Estadio Mineirao, Los Cafeteros itu menghempaskan perlawanan anak-anak negeri para dewa dengan skor 3-0

Kolombia sudah unggul saat pertandingan baru memasuki menit lima babak pertama. Juan Cuadrado mengirim umpan datar yang disambut dengan tendangan Pablo Armero dari depan kotak penalti. Bola sebenarnya bergulir pelan dan sempat membentur kaki pemain bertahan Yunani sebelum bergulir ke gawang Orestis Karnezis.

Yunani langsung mencoba membalas hanya semenit berselang. Giorgios Samaras mengirim bola yang disambut sontekan Kone di dalam kotak terlarang. Sayang bola hanya terbang tipis di sisi kanan gawang Ospina.

Kedua tim kemudian terlibat jual beli serangan. Kolombia lebih banyak mendominasi serangan sementara Yunani sesekali membahayakan melalui serangan balik.

Yunani hampir memperkecil keadaan melalui tendangan keras Kone pada akhir babak pertama. Namun sekali lagi Ospina memperlihatkan kebolehannya dengan menampik tendangan keras dari luar kotak penalti itu. 

Skor 1-0 menutup babak pertama.

Tendangan keras James Rodrigues tiga menit setelah babak kedua dimulai mengawali babak kedua. Namun kali ini Karnezis berhasil mementahkannya dengan gemilang.

James Rodrigues benar-benar menjadi momok pertahanan Yunani. Beberapa kali setelah itu ia kembali membahayakan gawang timnas yang dijuluki The Pirate Ship itu.

Gool. Kolombia menambah keunggulan pada menit 58. Teofilo Gutierrez menyodok bola kemelut di depan gawang Yunani untuk membawa Kolombia menjauh 2-0.

Saat pertandingan terlihat akan berakhir 2-0, Jamez Rodriguez kembali mencetak gol untuk memperlebar keunggulan Kolombia. Skor 3-0 menutup pertandingan yang berlangsung di Belo Horizonte ini. | Manah Rusli | Foto: bigstory.ap.org

Live Streaming Kolombia Vs Yunani



Susunan pemain
Kolombia: David Ospina (GK), Cristian Zapata, Mario Yepes, Carlos Sanchez, Pablo Armero, Abel Aguilar, Teofilo Gutierrez, James Rodriguez, Juan Cuadrado, Victor Ibarbo, Camilo Zuniga

Yunani: Orestis Karnezis (GK), Giannis Maniatis, Kostas Manolas, Jose Holebas, Georgios Samaras, Panagiotis Kone, Dimitris Salpingidis, Vassilis Torosidis, Theofanis Gekas, Sokratis Papastathopoulos, Kostas Katsouranis