Bola Mania - Galatasaray berhasil mencuri satu tiket di babak delapan besar Liga Champions Eropa setelah menaklukkan Schalke 04 di kandangnya sendiri pada babak 16 besar. Selain itu, tiga pemain Galatasaray juga dipilih sebagai pemain terbaik Team Week oleh UEFA. Mereka adalah Burak Yılmaz, Hamit Altintop, dan Fernando Muslera.
Di babak perempat final nantinya, Galatasaray akan berhadapan dengan Real Madrid. Leg pertama akan dihelat di Santiago Bernabeu pada 2 atau 3 April mendatang. Sementara leg kedua akan kembali digelar di Turk Telekom Arena pada 9 atau 10 April.
Galasaray, kini diperkuat oleh pemain-pemain yang tak asing dengan Real Madrid. Didier Drogba, Wesley Sneijder, dan Hamilt Altintop, ketiganya juga pernah memperkuat Real Madrid.
Ini bukan kali pertama Galatasaray bermain di level Eropa. Merek sudah memulai debutnya di kancah Eropa sejak 1956 silam. Pada babak kualifikasi UEFA Champions Cup 1956-1957, mereka kalah dari Dinamo Bucuresti. Sebenarnya Galatasaray mampu mengalahkan klub Rumania itu 2-1, namun Aslanla (julukan Galatasaray) kalah agregat gol tandang karena kalah di leg pertama dengan skor 3-1.
Kemudian, enam tahun berselang, mereka kembali ke pentas sepakbola nomor satu di benua biru itu. Aslanla lolos ke babak delapan besar setelah mengalahkan Dinamo Bucuresti dan Polonia Bytom. Namun mereka gagal berlanjut. Galatasaray belum cukup hebat saat berhadapan dengan AC Milan.
Untuk ketiga kalinya, 1969 - 1970 Galatasaray kembali Liga Champions. Mereka mampu manyingkirkan Waterford FC dan Cekoslovakia Spartak Trnava dan melaju ke babak delapan besar. Lagi, mereka harus puas sampai di babak delapan besar, Singa (julukan Galatasaray) disingkirkan oleh klub Polandia, Legia Warsawa.
Musim 1988 - 1989 merupakan tahun kejayaan mereka sepanjang sejarah klub. Galatasaray berhasil mengukir sejarah dengan lolos ke semifinal Liga Champions setelah menyingkirkan Rapid Wien, Neuchatel Xamax dan Monako AC. Lagi, mereka tak berdaya dibuat perwakilan Romania, Steaua Bucuresti, dan mereka gagal melaju ke final.
Kemudian, musim 1992-1993 Piala Champions Eropa berubah nama menjadi Liga Champions Eropa dan diikuti dengan perubahan format menjadi grup. Galatasaray lolos ke Liga Champons Eropa 1993-1994 tanpa melalui babak penyisihan.
Di babak kualifikasi pertama, Galatasaray mampu mengalahkan Cork City dari Irlandia. Namun Singa dieliminasi Manchester United di babak kualifikasi kedua. Pun begitu, itu merupakan perjuangan sulit mereka yang satu grup dengan Barcelona, Spartak Moskow dan Monako di Grup A.
Walau hanya bisa berakhir di urutan terakhir babak penyisihan, Galatasaray berada di antara delapan tim Eropa yang meninggalkan labelnya dalam sejarah sepakbola.
Setelah Piala Winners UEFA berubah menjadi Piala UEFA tahun 1999, Galatasaray berhasil membawa pulang Piala UEFA setelah mengalahkan Real Madrid di final berkat gol dari Mario Jardel pada musim 1999-2000.
Galatasaray saat menjuarai Piala UEFA 2000. (foto: virtualtourist.com) |
Kemudian mereka bertemu dengan Milan, Paris Saint-Germain, dan Deportivo La Coruna dan memimpin sampai terakhir. Namun, Galatasaray kalah dari Paris Saint-Germain. Selanjutnya Galatasaray berhasil menang dari Real Madrid, namun kembali gagal karena kalah dari klub asal Spanyol itu saat bertandang ke Santiago Bernabeu.
Kini, setelah sebelas tahun berlalu dari keikutsertaan mereka terakhir di kompetisi tertinggi Benua Biru, Galatasaray kembali merajut asa. Berbekal bintang terbuang layaknya Altintop, Sneijder , dan Drogba, mereka siap meniti mimpi untuk mencetak sejarah menjadi yang terbaik di semenanjung Eropa. | Esje | Foto: melty.fr