Barbara Berlusconi, Penerus atau Penggerus Kejayaan AC Milan?

Bola Mania - Tak banyak yang tahu, atau bisa menebak dengan tepat, apa alasan Silvio memberikan takhta AC Milan kepada Barbara Berlusconi, seorang wanita yang jauh dari dunia sepakbola. Padahal, Silvio masih memiliki dua putra yaitu Pier Silvio dan Luigi.

Dilihat dari latar pendidikan, Barbara juga melenceng jauh dari hal yang berbau sepakbola dan olahraga. Meski lulus dengan predikat cumlaude dari Vita-Salute San Raffaele University, jurusan yang diambil Barbara adalah filsafat.

Tapi, perlahan jabatan presiden AC Milan yang kini masih dipegang Silvio Berlusconi memang diteruskan kepada putrinya itu. Jabatan Barbara terus beranjak naik, mulai dari jajaran direksi hingga kini menjabat Chief Executif Officer (CEO).

Beberapa media Italia --tentu saja media di luar kepemilikan Berlusconi-- mengaitkan penunjukkan Barbara menangani Milan dengan perceraian Berlusconi dan ibunya, Veronica Lario.

Tak betah dengan perilaku dan skandal seks Silvio, Veronica mengajukan cerai pada 3 Mei 2009 (meski sebenarnya sudah ada tanda-tanda keinginan cerai pada Januari 2007). Proses perceraian ini berjalan alot karena Veronica menuntut dana tunjangan sebesar 78 juta euro per tahun.

Akhirnya, pada 10 Mei 2010 mereka resmi bercerai dengan Berlusconi yang bersedia menanggung tunjangan hidup Veronica sebesar 3 juta euro per bulan, atau 36 juta euro per tahun. Nilai ini hanya separuh dari yang dituntut Veronica.

Konon, Veronica bersedia menerima nilai itu karena ada permintaan lain, yaitu Berlusconi harus memberi posisi lebih pada putri sulungnya, Barbara, di Fininvest. Meski duduk di jajaran direksi Fininvest, sebelum-sebelumnya Barbara memang masih kalah kuasa dengan dua saudara tirinya.

Ya, Veronica sejatinya hanyalah istri kedua Berlusconi. Pernikahan mereka dikaruniai tiga putra, yakni Barbara dan dua adiknya Eleonora dan Luigi.

Sebelum menikahi wanita yang bernama asli Miriam Raffaella Bartolini pada 15 Desember 1990 itu, Berlusconi sudah beristrikan Carla Elvira Lucia Dall'Oglio. Pernikahan pertama ini menghasilkan dua anak, yaitu Marina dan Pier Silvio. Marina adalah chairwoman di Fininvest sementara Pier memimpin Televisi dan media di bawahnya.

Barbara kemudian ditempatkan pada jajaran direksi AC Milan oleh Berlusconi pada April 2011. Penunjukan ini sungguh tepat waktu. Berlusconi bisa berkonsentrasi pada kursi perdana menteri yang mulai goyah, sementara kondisi tim tak akan terganggu karena gelar scudetto nyaris dipastikan oleh Massimiliano Allegri.

Selang sebulan setelah Barbara masuk, Milan memang akhirnya menggenggam juara Serie A. Skenario itu memang sudah disusun agar Barbara terlihat mulus dalam debutnya memegang Milan.

Pertikaian Barbara dengan Galliani

Dengan nama belakang Berlusconi, Barbara pun mulai menunjukkan kuasanya. Meski sebenarnya ia tak pernah mengajak Milan untuk mengambil langkah-langkah besar.

Kontribusi pertama Barbara kepada Milan yang muncul di media hanyalah hubungannya dengan striker Alexandre Pato. Affair wanita single parent dengan dua anak hasil perkawinannya dengan penasehat finansial perusahaannya Giorgio Valaguzza, inilah yang kemudian jadi titik awal pertikaiannya dengan wakil presiden AC Milan, Adriano Galiani.

Pato dimasukkan dalam daftar jual oleh Galiani. Sang CEO mulai mencoba mengembalikan sistem belanja Milan, yang mulai terlihat sebagai pengepul pemain tua, dengan memproduksi pemain muda dan belanja pemain secukupnya.

Pato yang rentan cedera akhirnya harus menyusul Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva keluar dari klub. Ia dijual ke Corinthians pada Januari 2013.

Meski terlihat menerima keputusan itu dan rela LDR (Long Distance Relationship) Brasil-Italia, Barbara menyimpan dendam tersendiri kepada Galliani. Lebih-lebih hubungan asmaranya dengan Pato harus kandas pada Mei 2013 karena jarak 12.000 km yang menghalanginya.

Pelan-pelan Barbara mulai berkuasa dan mematikan setiap langkah-langkah yang diambil Galliani. Dengan dalih "Delegate for Special Projects" ia menikung setiap usaha Galliani, terutama dalam kebijakan transfer. Puncak perang keduanya terjadi ketika Berlusconi menyatakan akan menjadikan Barbara sebagai CEO Milan pada 30 November 2013. Jabatan Barbara setara dengan jabatan Galliani.

Galliani menangkap bahwa keputusan Berlusconi itu karena bisikan penuh dendam Barbara. Pria yang sudah bekerja sama dengan Milan lebih dari 27 tahunan itu memandang bahwa pilihan tersebut bukanlah langkah estafet dinasti Berlusconi semata. Galliani pun tersinggung dan sempat menyatakan mundur sebelum Barbara resmi menandatangani jabatan barunya.

"Ini bukan berarti saya sepakat dengan penerusan generasi. Semua ini harus diselesaikan dengan elegan. Saya akan mundur dalam beberapa hari ke depan, atau mungkin saya akan menunggu setelah laga Liga Champions melawan Ajax (11 Desember 2013)," ancam Galiani sehari sebelum penunjukkan Barbara menjadi CEO.

Sementara Barbara berkilah kalau bukan dirinya yang meminta jabatan tinggi itu. "Milan adalah representasi dari Fininvest, dan saya ingin tahu lebih banyak lagi bagaimana hal ini bekerja. Saya tak memikirkan jabatan direksi, atau apakah ini bagian dari langkah awal dari presidensial. Tapi ayah saya mengatakan jika saya memahami dinamika dari sepakbola, maka saya akan dapat dengan mudah mengerjakan berbagai sektornya," sahut Barbara.

Tak mau pertikaian kian meruncing, Berlusconi pun turun tangan. Ditemani dengan Bruno Ermolli sebagai mediator ia mempertemukan Barbara dan Galliani di Milanello. Hasilnya, tetap seperti yang direncanakan, kedua CEO itu berbagi peran dalam satu jabatan bersama.

"Kita telah meraih kesepakatan penuh tentang bagaimana pengurusan klub dengan dua CEO. Pertama Adriano Galliani, yang sepakat dengan bidang olahraga sementara Barbara Berlusconi akan mengatur area lain," ujar Berlusconi.

Meski satu jabatan, pembagian peran tersebut membuat Barbara dan Galliani bekerja sendiri-sendiri. Galliani, yang semula keukeuh membidangi pembinaan, langsung menunjuk beberapa legenda Milan untuk bekerja dengannya, di antaranya Paolo Maldini sebagai direktur teknik dan Filippo Inzaghi sebagai pelatih Milan junior.

Sementara itu, Barbara yang berperan mengambil kebijakan manajemen tim mulai bergerak cepat mencoba menyelamatkan Milan karena pertikaian direksi. Ia resmi memecat Allegri dan memulangkan Clarence Seedorf dari Brasil untuk ditunjuk sebagai pelatih.

Kalau langkah Barbara dengan menunjuk Seedorf kemudian malah dicibir sebagai usaha awalnya untuk memulangkan kembali Pato, Galiani lebih sukses. Pada pertengahan Februari 2014 lalu, Milan Primavera yang ditukangi Inzaghi menjuarai UEFA Youth Champions League setelah mengalahkan Anderlecth 3-1 di final.

Pembagian peran di atas sebenarnya juga langkah kurang tepat dari Berlusconi. Sebab, Barbara minim pengalaman, sementara Galliani dikenal sebagai jago tawar dalam bermain-main di bursa transfer. Milan akan kehilangan tajinya di bursa transfer jika tetap dengan pembagian peran itu.

Penerus atau Penggerus?

Milan, yang terpuruk dan dipastikan tak akan tampil di Liga Champions musim depan, tak mengusik keinginan Berlusconi untuk tetap menjadikan Barbara sebagai penerus. Dilihat dari persiapannya, Berlusconi sepertinya sudah bisa berkaca dengan dua wanita yang menjadi presiden klub di Italia; Rossela Sensi di AS Roma dan Francesca Menarini di Bologna.

Kedua wanita yang gagal dan harus melego klub kebanggaan ke tangan orang lain ini mesti dijadikan pelajaran oleh Silvio untuk Barbara.

Kalau Rossela terpaksa menjadi presiden sejak kematian Franco Sensi dan kemudian hanya bertahan dua tahun, Berlusconi yang masih hidup setidaknya masih bisa mengarahkan Barbara. Caranya adalah tetap mengawasi pergerakan dan kebijakan yang diambil Barbara.

Seperti janjinya usai menyatukan Galliani dan Barbara setelah pertikaian mereka. "Saya juga berjanji akan lebih dekat ke klub dan tim," janji Berlusconi.

Tapi bukan berarti langkah Barbara dan Berlusconi dalam memimpin semakin mudah. Krisis ekonomi di Eropa juga mulai merembet ke Milan. Finnivest yang dipimpin oleh saudara tiri Barbara, Marina Berlusconi, pun seolah enggan untuk terus-menerus menalangi kebocoran finansial Milan.

Tak heran beberapa minggu terakhir berhembus kabar tentang Milan yang akan menjual sahamnya kepada Peter Lim, seorang pengusaha asal Singapura, meski terdapat perbedaan valuasi.

Untuk dana senilai kurang lebih 300 juta euro, Barbara menilai bahwa Lim hanya pantas mendapatkan saham sebesar 30%. Sementara Lim menginginkan 51% saham dengan jumlah itu. Marina sendiri dikabarkan sudah gerah dengan Milan, dan ingin secepatnya melepas klub itu dari Finnivest meski artinya menerima penawaran yang rendah.

Dalam beberapa pekan ke depan tampaknya AC Milan belum bisa tenang, meski perseteruan Barbara-Galliani telah mereda. Barbara pun kembali memegang bola panas dan maju ke arena pertarungan selanjutnya. Bisa melawan para investor, atau bisa melawan Marina.

Tentu ia memiliki beban tersendiri. Barbara harus mampu menentukan, apakah ia akan jadi penerus atau penggerus kejayaan ayahnya. | detik.com | Foto: AFP

===

* Akun twitter penulis: @fjrhman dari Pandit Football Indonesia