Tapi jangan remehkan Bayer Muenchen. Prestasi tim Bavarian ini di Liga Champion dalam tiga tahun terakhir justru lebih baik dari Real Madrid. Setidaknya, Die Roten masuk final dua kali dalam tiga gelaran terakhir, sementara Madrid maksimal hanya mencapai semifinal.
Dua final yang berakhir lara untuk Munich itu terjadi pada 2010 dan musim 2012 kemarin. Dan jika kita mau mencari persamaan lara Muenchen di kedua laga penentuan itu, penyebabnya adalah dua Italiano. Yakni Inter Milan pada 2010, dan Roberto Di Matteo yang menukangi Chelsea pada 2012.
Mencapai fase final Liga Champion dalam tiga terakhir mungkin bukan prestasi buruk. Tapi sayangnya, sejarah hanya mencatat para juara. Bukan nomor dua. Dan Muenchen menyadari betul hal itu. Karenanya pula, mereka bertekad melengkapi dua tahun hampir juara itu dengan menjadi yang terbaik dalam kompetisi terelit Benua Biru musim ini.
Tapi sebelum sampai ke tahap itu, tantangan berat akan dihadapi Muenchen di laga delapan besar. Lawan mereka adalah Juventus, raja Italia dalam dua tahun terakhir. Nyonya Tua tak akan begitu saja membiarkan
Muenchen melaju ke babak selanjutnya.
Pelatih Bayer Muenchen, Jupp Heynckes, menyadari potensi bahaya yang bisa dihadirkan Juve. "Kami bermain menghadapi salah satu tim terbaik Eropa, yang telah mendominasi sepak bola Italia dalam dua tahun terakhir," wanti Heynckes untuk armada Muenchen.
"Ini adalah pertarungan antara dua tim yang seimbang. Juve lawan yang berat. Ini akan intens, penuh kecepatan, tantangan berat, dan akan banyak saling serang. Laga ini punya semua yang Anda inginkan untuk menjadi sebuah big match," kata pelatih bavarian itu di situs resmi klub.
Kabar baiknya, Muenchen memiliki modal yang lebih dari sekedar bagus menatap laga ini. Dalam pertandingan terakhir di liga, Muenchen menang besar, 9-2! Skor amat mencolok ini tentu menggambarkan bagaimana mengerikan serangan yang dapat dibangun oleh pasukan Bayer Munich ini.
Namun Juve juga bukan datang ke Allianz Arena tanpa modal kuat. Juve adalah satu di antara dua tim yang belum terkalahkan di kompetisi Liga Champion musim ini (satu lagi Borussia Doartmund). Bahkan dalam 5 laga terakhir, gawang Buffon tak sekalipun kebobolan gol!
"Kami di sini (perempat final UCL) karena memang kami pantas untuk itu, setelah kerja keras kami dalam satu tahun setengah ini. Kami tidak datang ke Munich untuk menjadi anak-anak domba yang disembelih. Kami akan bermain dengan penuh kegembiraan, antusiasme, dan hasrat untuk memperpendek jarak antara kami dengan tim-tim top Eropa lainnya," kata pelatih Juventus, Antonio Conte menjelang pertandingan.
Juve memang pantas optimis. Sejarah pertemuan kedua tim lebih banyak memihak klub Italia itu. Dalam enam pertemuan antara kedua tim, Juve menang tiga kali, berbanding dua untuk tuan rumah. Namun pertandingan malam nanti, bukan soal sejarah. Siapa yang lebih siap, tim itulah yang akan memetik tiga angka. Sekaligus selangkah lebih dekat menuju empat besar terbaik Eropa. | Erte Dipulo | Foto: fastbet99.com