Di bawah Strama, Inter tak tampil konsisten. Sekali waktu, mereka bisa menjadi tim yang menakutkan, dan mampu mengalahkan tim-tim besar. Inter di bawah Strama-lah yang mengakhiri rentetatk tak terkalahkan Juventus dalam 49 pertandingan, di kandang Juve sendiri. Namun di sisi lain, Inter kerap tampil ceroboh saat menghadapi tim-tim yang secara teknis masih di bawah kekuatan mereka.
Posisi Inter musim ini di Serie A juga jeblok. Hingga pekan 32 ini, dan Serie A hanya menyisakan enam pertandingan, Inter hanya mampu bercokol di posisi tujuh. Jika posisi mereka tak membaik, Inter tak akan bermain di Eropa musim depan.
Inter di bawah Strama juga tak bisa berbicara banyakdi Liga Eropa. Mereka disingkirkan secarad dramatis dalam drama 4-4 oleh Tottenham Hotspurs (Intre kalah gol tandang). Di Piala Coppa Italia, satu-satunya harapan Inter meraih gelar setelah tersingkir dari Liga Eropa dan kalah bersaing di Serie A, Inter juga harus merelakan Roma ke babak final.
Karena hal itulah, rumor pemecatan untuk Strama beredar kencang. Namun Moratti, memilih masih memberikan kesempatan bagi Strama untuk membuktikan diri.
"Saat ini, sangat sulit untuk menghakiminya (Stramaccioni) karena kami dihampiri banyak cedera (pemain)," kata Moratti dikutp dari Soccerway.
Alasan Moratti bisa jadi masuk akal. Inter Musim ini memang habis-habisan diterjang badai cedera pemain. Setelah striker andalan mereka Diego Milito didera cedera panjang, striker lainnya Antonio Cassano dan Rodrigo Palacio juga mengalami hal serupa. Belum lagi gelandang mereka seperti Cambiasso dan Guarin juga kini ikut dalam meja perawatan. | Taufik Husni | Foto: sempreinter.com